Sejarah Desa
<p><strong>SEJARAH DESA BONGKASA PERTIWI</strong></p> <p> </p> <h2 style="list-style-type: none; text-align: center;"><strong><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:"Times New Roman",serif">Sejarah Desa</span></span></span></span></span></span></strong></h2> <p style="margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:0in; margin-left:27.0pt; text-align:justify"><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:"Times New Roman",serif">Berbicara mengenai sejarah Desa Bongkasa Pertiwi, tidak bisa lepas dari sejarah Desa Bongkasa karena Desa Bongkasa Pertiwi merupakan hasil pemekaran, maka terlebih dahulu akan diuraikan sejarah Desa Bongkasa.</span></span></span></p> <p style="margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:0in; margin-left:27.0pt; text-align:justify"><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:"Times New Roman",serif">Konon daerah ini merupkan hutan belantara dan semak-semak yang tanahnya berpalung-palung yang terleak disebelah barat sungai ayung dan merupakan daerah kekuasaan Raja Mengwi. Suatu saat raja mengwi memerintahkan anak buahnya yang bernama I Gede Gredegan dan I Made Tanggu untuk merombak / merabas wilayah sebelah barat Sungai ayung termasuk wilayah ini, utusan tersebut tidak berani menolak perintah sang raja, perombakan tersebut dilakukannya dan mengawali pekerjaannya dari sebelah barat pura sima. Utusan tersebut bertahan diwilayah ini dari merombak hutan sampai bercocok tanam namun sayang sekali orang ini tidak mendapatkan keturunan diwilayah ini tetapi mereka tetap tinggal diwilayah ini karena awalnya daerah ini adalah hutan ( Wana), dan utusan dari Raja Mengwi tetap bertahan ( Teguh) walau apapun yang terjadi maka daerah ini dinamakan Teguh Wana, lama-kelamaan daerah ini disebut Banjar Teguan</span></span></span></p> <p style="margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:0in; margin-left:27.0pt; text-align:justify"><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:"Times New Roman",serif">Sementara itu permaisuri dari Raja Mengwi menderita sakit keras dan beliau mengutus para Pendeta, para tabib diseluruh wilayahnya untuk melakukan pengobatan. Sehingga berita tentang sakit permaisuri Raja tersebar kemana-mana, sampai kedaerah manuab, tatkala itu Jro Ketut Tangsub diutus oleh orang tuanya untuk berangkat ke Puri Mengwi untuk memberikan pertolongan dan segera Jro Ketut Tangsub bergegas dan mempersiapkan peralatannya yaitu kompek yang berisi antara lain : Sirih, kapur, Pinang, tembakau dan pengelocokan ( alat penumbuk ). Sesampainya di Jaba Puri Mengwi Jero Ketut Tangsub menghampiri dagang Rujak yang berjualan dibawah pohon beringin dan menanyakan berapa bayaran orang yang pergi keluar masuk ke Puri tersebut. Pedagang tersebut memandang pertanyaan Jero Ketut Tangsub terlalu mengejek maka si pedagang rujak melapor kepada para Pepatih di Puri Mengwi. Setelah mendengar laporan tersebut semua patih menjadi murka dan ingin membunuh Jero Ketut Tangsub. Sementara itu Raja Mengwi mendengar keributan itu maka Jero Ketut Tangsub dipanggil menghadap Raja dan disuruh untuk mengobati permaisuri yang sedang sakit sampai sembuh, jikalau Jero Ketut Tangsub tidak bisa melakukannya maka akan segera dibunuh.</span></span></span></p> <p style="margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:0in; margin-left:27.0pt; text-align:justify"><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:"Times New Roman",serif">Dengan kekuatan bhatin yang dimiliki oleh Jero Ketut Tangsub merubah kompeknya/tas yang dibawa nya menjadi sebuah bale pewedan dan segala isinya menjadi perlengkapan untuk melakukan japa mantra, dan Jero Ketut Tangsub melakukan japa mantra mohon kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk diberkahi, setelah melakukan pemujaan maka permaisuri yang sakit dilakukan upacara penglukatan, setelah penglukatan dilakukan sedikit demi sedikit permaisuri mengalami perubahan sehingga akhirnya permaisuri sembuh.</span></span></span></p> <p style="margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:0in; margin-left:27.0pt; text-align:justify"><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:"Times New Roman",serif">Atas kesembuhan permaisuri Raja maka Jero Ketut Tangsub diberi secutak tanah seluas 10 ha yang terletak di Timur Laut dari Puri Mengwi. Akhirnya Jero Ketut Tangsub berpamitan kepada sang Raja guna mencari tanah yang dijanjikan sang Raja, sesampainya ditengah perjalanan menuju Timur Laut melihat ciri terbentang yaitu sinar dari langit luruh ke bawah yang berwarna kemerah-merahan. Pada saat itu beliau duduk sebentar sambil melantumkan geguritan dengan pupuh ginada, tiba-tiba langit yang tadinya merah berubah menjadi merah keputih-putihan. Dan Jero Ketut Tangsub terus melakukan perjalanan menuju daerah ini. Maka daerah ini dinamakan Bang-Akasa, lama kelamaan dinamakan Bongkasa, akhirnya daerah ini banyak pendatang maka dibentuk suatu Desa yang dinamakan Desa Bongkasa.</span></span></span></p> <p style="margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:0in; margin-left:27.0pt; text-align:justify"><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:"Times New Roman",serif">Desa Bongkasa Awalnya terdiri dari 13 Banjar Dinas dan 3 Desa Adat dengan kapasitas penduduk mmencapai 7.627 jiwa yang memiliki luas wilayah 6.13 km. melihat jumlah penduduk yang begit besar maka muncul pemikiran dari tokoh masyarakat dan juga aspirasi dari masyarakat Banjar Karangdalem I, Banjar Karangdalem II, dan Banjar Tegalkuning, akhirnya aspirasi tersebut dikoordinasikan melalui musyawarah diketiga Banjar sehingga muncul persepsi yang sama. Hasil musyawarah ketiga banjar tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh tokoh-tokoh dari ketiga Banjar kepada Kepala Desa Bongkasa. Kepala Desa Bongkasa menyelenggarakan musyawarah dengan Lembaga-lembaga Desa yang pada saat itu LMD dan LKMD serta Kelian Banjar Dians Se-Desa Bongkasa.</span></span></span></p> <p style="margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:0in; margin-left:27.0pt; text-align:justify"><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:"Times New Roman",serif">Aspirasi masyarakat tersebut mendapat persetujuan dari musyawarah Lembaga, sehingga terjadi pemisahan Desa dinas menjadi 2 (dua) yaitu Desa Bongkasa yang terdiri dari 10 Banjar Dinas dan Desa hasil dari pemekaran terdiri dari 3 (tiga ) Banjar Dinas. Setelah mendapat kesepakatan kembali tokoh – tokoh masyarakat ketiga banjar hasil pemekaran mengadakan musyawarah untuk menentukan nama Desa yang baru.</span></span></span></p> <p style="margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:0in; margin-left:27.0pt; text-align:justify"><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:"Times New Roman",serif">Dalam menentukan nama Desa yang baru tentu melalui pertimbangan dan pemikiran rupanya tidak bisa lepas dari nama Desa Bongkasa untuk mengingatkan kepada generasi penerus Desa ini mengetahui keberadaan / asal usul desanya yang merupakan hasil pemisahan dari Desa Bongkasa. Melihat Desa hasil pemekaran ini terdiri dari 3 (tiga ) Banjar yang ketiganya mengandung makna yang sama yaitu : Br Karang Dalem I, Br Karang Dalem II dan Br Tegal Kuning yaitu Karang dan Tegal bermakna Tanah yang merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan bagian dari Panca Maha Bhuta yaitu Pertiwi.</span></span></span></p> <p style="margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:0in; margin-left:27.0pt; text-align:justify"><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:"Times New Roman",serif">Nama Desa Bongkasa tidak mau dilupakan dan ketiga banjar mengandung makna yang sama maka Desa yang baru hasil pemekaran tersebut berdasarkan musyawarah dinamakan “DESA BONGKASA PERTIWI”  dan ditetapkan I Made Suardana menjadi Kepala Desa Persiapan dengan Surat Keputusan Bupati Nomor 434 Tahun 2003 selama 1 ( satu ) tahun. Akhirnya pada tanggal 10 Oktober 2003 ditetapkan menjadi Desa Difinitif dengan Surat Keputusan Bupati Badung Nomor 1067 Tahun 2003.</span></span></span></p> <p style="margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:0in; margin-left:27.0pt; text-align:justify"><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:"Times New Roman",serif">Sejarah Kepemimpinan Desa Bongkasa Pertiwi yaitu dimulai dari kepemimpinan I Made Suardana dengan masa kepemimpinan tahun 2004-2009, kemudian dilanjutkan dengan kepemimpinan I Made Suarjana pada tahun 2010-2015, deselingi oleh Penjabat Perbekel I Wayan Martana tahun 2015-2016, kemudian dijabat kembali oleh I Made Suarjana tahun 2016-2022. Kemudian diisi oleh Penjabat Perbekel I Made Parmita tahun 2022 dan selanjutnya Perbekel dijabat oleh I Nyoman Buda dari tahun 2022 sampai dengan sekarang.</span></span></span></p>
25 May 2021